2 June 2015

Cara Penulisan Daftar Pustaka Dari Referensi Berbeda yang Benar

Ahmul.blogspot.com – Cara Penulisan daftar pustaka setiap referensi berbeda-beda. Seperti cara penulisan daftar pustaka dari jurnal berbeda dengan penulisan daftar pustaka dari buku. Semuanya memiliki aturan masing-masing. Postingan sebelumnya membahas Aturan Penulisan Daftar Pustaka yang Benar, kali ini gue akan bahas Cara Penulisan Daftar Pustaka Dari Referensi Berbeda yang Benar.

1. Penulisan Daftar Kepustakaan dari Buku yang pada Edisi Berikutnya Mengalami Perubahan
a. Jika buku yang digunakan sebagai acuan mengalami perubahan pada edisi-edisi berikutnya, biasanya ditambah keterangan rev. ed. (revised edition= edisi yang diperbaiki) di belakang judul buku. Keterangan mengenai edisi yang diperbaiki ini bisa tidak ditulis, asal disebutkan periode pencetakannya. Keterangan mengenai cetakan dipisahkan dengan tanda titik.
b.  Tahun penerbitan yang harus ditulis adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
     Contoh:
Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Cet. ke-3. Yogyakarta: Karyono.

2. Penulisan Daftar Kepustakaan dari Buku  yang Terdiri Atas Dua Jilid atau Lebih
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul, dipisahkan dengan tanda titik dan selalu disingkat.
b. Untuk penerbitan Indonesia biasa digunakan singkatan Jil. atau Jld.
Contoh:
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. 2 Jil. Yogyakarta: Kanisius.

3.  Penulisan Daftar Kepustakaan dari Buku Edisi Karya Seorang Pengarang atau Lebih
a.  Jika editornya lebih dari satu orang, cara penulisannya sama dengan cara penulisan nama pengarang buku dengan dua, tiga atau banyak pengarang. Selain itu, dapat juga ditulis dengan eds.
b. Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor di dalam tanda kurung (ed).
Contoh:
Ali, Lukman. (ed). 1967. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung.

4.  Penulisan Daftar Kepustakaan dari Bunga Rampai atau Antologi
     Contoh:
Jassin, H.B. ed. 1969. Gema Tanah Air, Prosa, dan Puisi. 2 Jil. Jakarta: Balai Pustaka.

5.  Penulisan Daftar Kepustakaan dari Sebuah Terjemahan
a.  Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
b.  Keterangan tentang penerjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Multatuli. 1972. Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B Jassin. Jakarta: Djambatan.

6. Penulisan Daftar Kepustakaan dari Artikel Majalah
a.  Judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan dipisahkan dari nama majalah yang dicetak miring.
b. Tidak ada tempat publikasi dari penerbit, tetapi nomor jilid, tanggal dan nomor halaman harus dicantumkan.
Contoh:
Soebadio, H. ”Penggunaan Bahasa Sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru”. Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, I (April, 1963), 47 – 48.

7.  Penulisan Daftar Kepustakaan dari Artikel Surat Kabar
     a. Judul artikel ditulis dalam tanda kutip.
     b. Nama surat kabar dicetak miring.
Contoh:
Arman, S.A. ”Sekali Lagi Teroris”, Kompas, 19 Januari, 1973, hlm. 5.

8.  Penulisan Daftar Kepustakaan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi yang Belum Diterbitkan
a.  Tesis, skripsi, atau disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel sehingga ditulis dalam tanda kutip.
b.  Data publikasi yang harus dicantumkan, yaitu jenis karya ilmiah (skripsi, tesis, atau disertasi), nama fakultas dan universitas, tempat dan tahun pembuatan.
Contoh:
Parera, Jos Daniel. ”Fonologi Bahasa Gorontalo”, Skripsi Sarjana Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta, 1964.

9.  Penulisan Daftar Kepustakaan dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,   Keputusan Presiden
Karena yang bertanggungjawab terhadap dokumen-dokumen ini adalah negara, maka dapat ditulis Republik Indonesia, atau Pemerintah Indonesia, Government of Indonesia atau Indonesia saja.
Contoh:
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta.

10. Penulisan Daftar Kepustakaan dari Artikel dalam Ensiklopedi
a. Judul artikel selalu ditulis dalam tanda kutip sedangkan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
b.  Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul buku, harus ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda kutip.
Contoh:
Wright, JT. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopedia of Linguistics, Information and Control, (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal. 243 – 251.

11.   Penulisan Daftar Kepustakaan dari Internet
       Untuk penulisan daftar kepustakaan yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat.
a.  Menurut Sophia (2002), komponen suatu daftar kepustakaan online adalah:
§   nama pengarang,
§   tanggal revisi terakhir,
§    judul,
§   media yang memuat,
§   URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file,
§   tanggal akses.

b.  Winarko memberikan rumusan pencantuman daftar kepustakaan online di daftar kepustakaan sebagai berikut:
§  Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online.
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan resminya), nomor, volume, halaman, dan alamat website. Nama majalah online harus ditulis miring.
§  Artikel umum dari internet dengan nama.
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …). Judul artikel harus ditulis miring.
§  Artikel umum dari internet tanpa nama.
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …). “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.
Contoh:
Hermans, B. 2000. Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online]. (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm). Diakses 25 Juli 2008.

Sekian tentang Cara Penulisan Daftar Pustaka Dari Referensi Berbeda yang Benar Silahkan dicopas buat hal positif, tanpa merugikan pihak manapun. Lebih teliti lagi, kesalahan itu pasti ada.
Semoga artikel ini menambah pengetahuan kita semua, diharapkan kritik dan saran yang membangun.
silahkan Like dan Share kalo bermanfaat. terimakasih..


No comments:

Post a Comment